Hai teman-teman, kalau lagi ngomongin digital marketing, pasti instagram jadi salah satu platfrom yang paling sering disebut-sebut. Banyak UMKM yang mulai sadar kalau punya akun instagram itu penting, banget buat jualan produk atau jasa. Tapi, sayangnya, masih banyak yang bikin kesalahan fatal di kontennya. Saya sendiri sering lihat akun akun UMKM yang sebenarnya punya potensi besar, tapi malah gagal karena kontennya kurang tepat. Nah, di artikel ini, saya mau bahas beberapa kesalahan umum yang sering terjadi biar kalian bisa hindari dan bikin konten yanga lebih efektif. Ingat, digital marketing itu bukan cuma posting foto cantik, tapi juga soal bagaimana konten itu bisa menyambung sama audiens.
.
Pertama, kesalahan yang paling dasar adalah konten yang tidak relevan atau tidak menarik. Bayangin aja, UMKM yang jualan makanan tetapi posting foto produk yang blur atau deskripsinya cuma "Enak Banget!" itu jelas nggak cukup. Audiens Instagram sekarang sudah semakin jago, mereka mau konten yang informatif, entertainment, atau setidaknya reliable. Kalau konten Cuma promosi tanpa nilai tambah, orang-orang bakal scroll lewat begitu saja. Saya pernah liat akun UMKM fashion yang posting foto model tapi nggak jelasin bahan kainnya atau cara perawatannya, dan akhirnya engagement-nya rendah.
Kedua, masalah konsistensi posting. Banyak UMKM yang semangat diawal, posting setiap hari, tapi setelah sebulan akunnya malah jarang update. Padahal, algoritma Instagram suka akun yang aktif dan rutin. Kalau posting terlalu jarang, followers bisa lupa sama brand tersebut. Saya pernah bantu teman yang UMKM kuliner, mereka rajin posting story tapi feed-nya jarang update, dan akhirnya reach-nya turun drastis. Digital marketing itu butuh strategi jangka panjang, bukan sprint.
Ketiga, penggunaan hastag yang salah. Banyak UMKM pakai hastag random atau hastag tidak populer tapi nggak relevan dengan produk. Padahal, hastag yang lebih spesifik justru lebih efektif. Selain itu, kuranya interaksi dengan audiens juga sering terjadi. Banyak akun UMKM yang Cuma posting tanpa membalas komentar atau DM, padahal Instagram itu media sosial yang butuh komunikasi dua arah.
Terakhir, kesalahan pada visual dan deskripsi. Foto yang kurang bagus, pencahayaan buruk, atau caption yang asal-asalam bisa bikin brand kelihatan nggak professional. Padahal, visual yang lebih rapi dan caption yang jelas bisa bikin produk terlihat lebih menarik.
Intinya, kesalahan-kesalahan ini sebenarnya bisa dihindari kalau pelaku UMKM paham dasar digital marketing dan lebih terencana dalam membuat konten. Dengan konten yang tepat dan konsisten, Instagram bisa menjadi media yang efektif untuk membantu UMKM berkembang. Kalau ada yang mau tanya-tanya lebih lanjut, bisa langsung komen dibawah ya!.
Ressa Ayu Andika - B055